Beruang Paling Jinak
Beruang grizzly yang tak terduga
https://www.youtube.com/embed/6nKwxdVoZIQ
Dalam film dokumenter tahun 2005, "Grizzly Man," oleh Werner Herzog, mengamati kehidupan Timothy Treadwell, yang berakhir tragis pada tahun 2003, ketika dia dan pacarnya, Amie Huguenard, tewas dibunuh oleh beruang di Taman Nasional Katmai di Alaska.
Selama waktunya di taman nasional, Treadwell memiliki hubungan baik dengan beberapa beruang selama 13 tahun, ungkap Mental Floss. Namun, terlepas dari semua pengalamannya tentang beruang, akan selalu ada perilaku beruang yang tidak terduga.
Tragisnya, itulah yang terjadi pada Treadwell dan Huguenard ketika mereka diserang oleh beruang asing di Taman Nasional dan Cagar Alam Katmai, yang kemudian dikenal sebagai Beruang 141.
Beruang 141 di-eutanasia setelah serangan itu bersama dengan beruang lain di dekatnya. Tragedi ini menjadi pertama kalinya dalam 85 tahun seseorang dibunuh oleh beruang grizzly di Taman Nasional dan Cagar Alam Katmai.
Beruang Punya Ingatan Kuat
Mansur senang tinggal di rumah barunya. Selalu ada orang di lapangan terbang, seperti para penjaga, pilot, dan — favorit Mansur — perempuan yang memberinya makan, serta, tentu saja, Andrei, “sang ayah” yang sering berkunjung.
“Dia beruang dewasa yang sehat. Beratnya 250 kilogram dan tingginya 2,5 meter, cukup besar untuk ukuran anak beruang berusia tiga tahun, dan dia selalu ingin bermain!” kata Andrei. “Tapi sebelum saya pergi dan menemuinya, saya selalu berusaha mencari tahu suasana hatinya saat itu. Jika dia tenang, Anda bisa berkomunikasi dengannya, tetapi Anda tak boleh terlalu memaksanya. Dia kadang-kadang bisa pergi begitu saja ketika sedang bermain. Jika dia bersikap begitu, berarti itulah saatnya untuk berhenti.”
Para pilot kerap berkonsultasi dengan keluarga Pazhetnov serta para ahli dari Kebun Binatang Moskow. Mereka selalu bilang, jangan menggunakan kekerasan. Ketika beruang masih kecil, manusia memang lebih kuat. Namun, dia tak akan lupa bagaimana orang-orang pernah menakut-nakutinya. Ketika tumbuh besar, dia akan membalas perbuatan orang itu.
“Sejauh yang saya tahu, beruang yang menyerang manusia biasanya pernah dianiaya,” kata Andrei. “Kami terkadang menemukan grapeshot (sejenis peluru) pada kaki atau kepalanya. Itu artinya mereka ditembak, biasanya dari belakang.”
“Seorang kru pilot helikopter dari Magadan pernah bercerita tentang dua orang yang terluka di atas kapal beberapa tahun lalu — mereka diserang beruang,” kenang Andrei. “Yang pertama meninggal di tempat karena tak sempat dilarikan ke rumah sakit. Sementara, yang kedua bilang bahwa mereka berburu di atas kapal dan melihat seekor beruang tengah menangkap ikan di sungai. Mereka kemudian menembak beruang itu. Ia tertembak, tapi tidak mati — ia melarikan diri. Tiba-tiba, kapal memasuki pusaran air dan membuat kapal berbalik arah. Beruang itu melihat dan langsung menyerang. Hewan itu punya ingatan kuat.”
Jadi para pekerja di lapangan terbang berkomunikasi dengan Mansur secara setara — tak ada yang mencoba melatihnya. “Beruang bukan hewan peliharaan. Dia memiliki kemauannya sendiri. Kita bisa berunding, berkomunikasi, dan menarik minatnya, sama seperti manusia,” jelas Andrei.
Beruang madu, beruang kecil yang mematikan
Beruang madu mungkin bisa dibilang beruang terkecil, tetapi jangan salah sangka dulu, sikapnya ternyata sangat agresif. Beratnya hanya di bawah 68 kilogram, dan paling banyak ditemukan di Asia Tenggara.
Tidak seperti beruang lain yang menyerang karena terancam, beruang madu akan menyerang tanpa provokasi apa pun dan digambarkan sebagai "hewan paling ganas dalam jangkauannya". Antara tahun 2000 sampai 2010, ada 33 kematian karena beruang madu di Mizoram, India, saja.
Peaceful Societies melaporkan bahwa serangan beruang madu berlangsung hampir setengah jam lamanya sebelum beruang meninggalkan korbannya dan lari ke hutan. Karena penggundulan hutan untuk perkebunan kelapa sawit, beberapa orang percaya bahwa beruang madu sekarang menjelajah lebih jauh dari habitatnya untuk mencari makanan, yang akhirnya lebih seringnya bertemu dengan manusia.
Beruang madu juga menjadi sasaran pemburu liar, jadi tidak heran jika mereka cenderung ganas di sekitar manusia. Bagi pemburu liar, setiap bagian dari beruang madu memiliki nilai, dagingnya dijual sebagai makanan, cakar dan giginya dijual sebagai suvenir, dan kantong empedunya digunakan sebagai obat.
Terletak di Amerika Utara, beruang hitam biasanya tumbuh antara 56 sampai 226 kilogram. Secara umum, beruang hitam bukanlah beruang yang paling agresif, karena diketahui lebih suka memanjat pohon daripada menyerang.
Namun, serangan beruang hitam yang fatal terhadap manusia sangat jarang terjadi ketimbang spesies beruang lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa antara tahun 1900 sampai 2009, ada 63 serangan beruang hitam yang fatal di Amerika Utara.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Pada 2019, Catherine Sweatt-Mueller diserang hingga tewas oleh beruang hitam di Red Pine Island, Ontario, yang menjadi serangan beruang pertama di Ontario dalam 15 tahun terakhir. Pada tahun 2021, seorang perempuan asal Colorado juga tewas akibat serangan beruang hitam.
Baca Juga: 5 Fakta Wojtek, Beruang yang Terlibat Perang Dunia II
Beruang panda terlihat menggemaskan namun terkadang menakutkan
Tidak ada yang mengira bahwa panda berbahaya, tetapi mereka memang bisa menjadi ganas karena mereka adalah beruang. Meskipun panda jinak dan biasanya tidak menyerang manusia atau hewan lain, panda memiliki gigitan yang sangat kuat yang dapat menyebabkan kerusakan serius.
Serangan panda di alam liar sangat jarang terjadi, tetapi ada sejumlah serangan yang justru terjadi di penangkaran. Menurut jurnal International Journal of Clinical and Experimental Medicine yang diterbitkan tahun 2014, antara tahun 2006 sampai 2009, tiga orang diserang oleh panda di Kebun Binatang Kota Beijing, baik sengaja atau tidak sengaja.
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Suatu hari, seekor anak beruang muncul di Lapangan Terbang Orlovka, Tver (181 km di barat laut Moskow). Tak ada yang tahu persis bagaimana ia sampai di sana, tetapi kemungkinan besar dia tersesat saat keluar bersama induknya. Apa pun alasannya — dan meski berbahaya — ia nekat mendekati permukiman manusia karena lapar.
Ternyata, alih-alih diusir, para pilot yang bekerja di lapangan terbang itu malah merawatnya. Mereka memberinya makan, tempat tinggal, dan menamainya Mansur. Dalam bahasa Altai, mansur berarti ‘Misha’. Misha itu sendiri merupakan panggilan sayang orang Rusia kepada beruang (seperti Masha memanggil teman beruangnya ‘Misha’ dalam serial Masha and the Bear) dan siapa pun yang bernama Mikhail. Apalagi, si pemilik lapangan terbang memang berasal dari Altai. Sejak itu, Mansur berteman akrab dengan manusia, tapi ia paling dekat dengan seorang pilot bernama Andrei Ivanov.
Sifat agresif beruang sloth
Meskipun beruang sloth memiliki berat kurang dari 200 kilogram, tapi mereka bisa sangat ganas. Salah satu beruang sloth yang dikenal sebagai Beruang Sloth dari Mysore setidaknya menewaskan 12 orang dan melukai lebih dari 30 lainnya di dekat Bengaluru, India, pada tahun 1957.
National Geographic menulis bahwa beruang sloth dapat dianggap sebagai beruang paling mematikan di dunia, beruang sloth di India bertanggung jawab atas lebih banyak kematian manusia daripada jenis beruang lainnya. Ribuan orang telah dianiaya oleh beruang sloth di abad ke-21, dan ratusan orang tewas akibat serangan beruang sloth.
Serangan beruang terburuk dalam sejarah Jepang
Salah satu serangan beruang terburuk dalam sejarah terjadi di Sankebetsu Rokusen-Sawa, Jepang, pada tahun 1915, menewaskan tujuh orang oleh beruang yang dikenal sebagai Kesagake. The Vintage News menulis bahwa peristiwa tragis ini dimulai pada pertengahan November ketika seekor beruang coklat muncul di pintu rumah keluarga Ikeda.
Awalnya, beruang hanya mengambil jagung dan pergi. Namun pada tanggal 20 November, beruang itu kembali lagi, kali ini keluarga Ikeda memanggil beberapa teman dan menembak beruang untuk mengusirnya, dan melukainya.
Mereka berharap itu akan menjadi akhir dari kunjungan si beruang, tetapi pada pagi hari tanggal 9 Desember, beruang itu muncul kembali di rumah keluarga Ota dan menyerang semua orang di dalamnya, Abe Mayu dan seorang bayi yang dia asuh.
Penduduk desa kembali menembak beruang itu dan melukainya, tetapi sekali lagi ia berhasil melarikan diri. Malamnya, si beruang masuk ke rumah keluarga Miyouke dan menyerang, menewaskan dua anak, seorang wanita hamil, dan salah satu penjaga.
Setelah serangan ini, penduduk desa memburu beruang yang dikenal sebagai Kesagake, yang sebelumnya menewaskan tiga perempuan. Pada 14 Desember 1915, Kesagake tertembak dan tewas. Sayangnya, Rokusen Sawa menjadi kota hantu, banyak penduduk desa pergi karena takut akan ada lagi serangan beruang.
Seiring bertambahnya populasi manusia di seluruh dunia, semakin sulit bagi beruang untuk menghindari manusia. Itulah sebabnya serangan beruang sering terjadi, apalagi jika si beruang sedang lapar.
Baca Juga: 5 Fakta Beruang Berwajah Pendek, Beruang Terbesar yang Pernah Hidup
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Suka Pesawat, tapi Takut Terbang
Meski begitu, kehidupan Mansur di lapangan terbang sangat berbeda dengan di hutan. Mansur tertarik pada teknologi. Saat masih kecil, ia mulai memanjat pesawat. Pilot-pilot bahkan membawanya naik ke dalam kokpit, tetapi ia ketakutan. Meski sangat penasaran, beruang pada umumnya adalah hewan pemalu.
“Ketika kami mulai menyalakan mesin, dia ketakutan, naik ke lutut saya, mengularkan wajahnya ke luar jendela, dan memeluk leher saya dengan cakarnya. Saya kemudian merasakan sesuatu yang hangat dan lembek dan, ya … agak bau. Rasa takut benar-benar bisa membuat Anda … ya, Anda paham maksud saya,” kata Andrei sambil tertawa. “Namun lima menit kemudian, pesawat mendarat, dia berlari-lari seolah-olah tak ada yang terjadi. Sejak itu, kami sepakat untuk tidak menakutinya lagi.” Namun, Mansur suka naik mobil. Begitu masuk, tak ada yang bisa menariknya keluar. Saat melihat truk, dia akan berlari dan mengais gagang pintu.
Mansur bahkan tidak berhibernasi pada musim dingin lalu. “Meski para ahli tak bisa menjelaskan kenapa Mansur tak mau berhibernasi, mereka mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata Andrei.
Sebelumnya, siapa pun boleh datang dan melihat Mansur. Namun, jumlah pengunjung makin banyak. Karena itu, kami harus membatasi jumlah pengunjung supaya tidak membuat si beruang kesal. Selain itu, beberapa orang memberinya makanan tidak sehat. “Orang-orang berbaris di luar seperti hendak ke Mausoleum (Lenin) atau Kebun Binatang Moskow,” kata Andrei. “Akhirnya, kami memutuskan untuk mengizinkan kunjungan hanya jika orang-orang bersedia melakukan subbotnik (tradisi kerja bakti pada akhir pekan). Dengan begitu, mereka melakukan sesuatu yang bermanfaat dan bisa bermain dengan Mansur.”
Pada tahun 1993, sebuah keluarga Rusia menampung seekor beruang berusia tiga bulan yang kelaparan. Bagaimana mereka bisa mengubah binatang buas ini menjadi hewan peliharaan yang sangat jinak?
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Kirsten Macintyre / California Department of Fish and Wildlife
Beruang yang mengalami penyakit misterius di California sedang menjalani pemeriksaan.
Nationalgeographic.co.id—Sebuah penyakit misterius telah membuat beberapa beruang di California, Amerika Serikat, jadi jinak terhadap manusia seperti anjing. Beberapa anak beruang hitam di California yang menunjukkan perilaku tidak biasa itu diyakini para ilmuwan menderita penyakit yang menyebabkan peradangan pada otak mereka.
Rabu lalu California Department of Fish and Wildlife (CDFW) mengatakan dalam sebuah laporan bahwa selama setahun terakhir, ada empat beruang yang menunjukkan perilaku aneh. Perilaku yang dimaksud antara lain sikap ramah yang tidak biasa dan terbuka terhadap manusia. Mereka seolah tidak takut pada manusia.
Keempat beruang itu kini telah dibawa oleh pihak berwenang untuk dibius dan menjalani pemeriksaan. Keempat beruang itu menderita gangguan saraf akibat ensefalitis, atau radang otak, kata CDFW seperti dilansir Yahoo!Finance.
Beruang terbaru yang ditemukan menderita penyakit itu dibawa masuk bulan lalu dari Pollock Pines di El Dorado County. Beruang betina muda yang badannya kurus itu dilaporkan bergerak ke halaman belakang perumahan dan tidak takut mendekati manusia. Tetangga mulai memberi anak beruang itu air, apel, dan stroberi, yang bertentangan dengan pedoman CDFW.
Baca Juga: Badan Kesehatan AS Beri Panduan untuk Menghadapi Wabah Zombie
Pernah juga beruang itu melompat ke bagasi mobil milik seorang pengurus rumah tangga. Kejadian itu mendorong orang-orang untuk mendekati hewan itu dan mengelusnya, kata CDFW.
"Itu bukan perilaku normal," kata Dr. Brandon Munk, seorang dokter hewan satwa liar dari CDFW, kepada CBS Sacramento. "Dan itu pasti merupakan red flag, kan? Itu pasti tanda bahaya bahwa ada sesuatu yang tidak benar."
Seorang ahli biologi dan penjaga satwa liar CDFW menyelidiki situasi tersebut dan terkejut menemukan beruang tersebut menunjukkan perilaku "seperti anjing" dan bertindak nyaman secara mencurigakan di sekitar manusia. Beruang itu bahkan mengambil sebuah apel untuk dimakan di depan orang-orang.
"Secara fisik dan mental, beruang itu tampak tidak benar, berjalan secara aneh, kuyu, dan tidak responsif seperti beruang pada umumnya," kata CDFW.
Beruang itu kemudian dibawa Wildlife Investigations Laboratory (WIL) CDFW di Rancho Cordova untuk mendapatkan observasi dan evaluasi. Dokter hewan menemukan tubuh beruang itu tertutup kutu dan beratnya hanya 21 pon, jauh dari berat ideal 80 pon yang harusnya dimiliki beruang betina dengan usia yang sama seperti dia.
Beruang itu juga menunjukkan tanda-tanda kelainan neurologis dengan tremor kepala dan posisi kepala yang sedikit miring. Setelah hasil tes menunjukkan bahwa si beruang telah mengalami defisit neurologis dan perilaku, beruang itu kemudian di-eutanasia.
Baca Juga: Minum Air Rumput Fatimah bagi Ibu Bersalin, Bermanfaat atau Berbahaya?
Pemeriksaan post-mortem (setelah kematian) sedang dilakukan, kata CDFW. Namun, temuan awal mengonfirmasi bahwa beruang itu menderita ensefalitis, seperti halnya tiga beruang lain yang menunjukkan perilaku serupa yang telah menjalani pemeriksaan di WIL CDFW selama setahun terakhir. Sayangnya, semua beruang muda itu akhirnya juga harus mati di-eutanasia karena masalah kesehatan mereka.
"Setiap kali hewan liar datang ke perawatan kami, hasil terbaik yang mungkin adalah pelepasan kembali ke alam liar," kata Munk. "Itu tidak mungkin bagi beruang yang mengalami gangguan saraf ini. Saat ini, kami tidak tahu apa yang menyebabkan ensefalitis itu. Jadi kami tidak tahu apa, jika ada, risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan beruang ini terhadap hewan-hewan lain."
Menurut CDFW, fenomena ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2014 di wilayah Tahoe Basin dan telah terjadi di beberapa wilayah California sejak saat itu.
Pada 2019, seekor beruang dengan kepala miring mendekati seorang peseluncur salju di Northstar California Resort dalam interaksi dekat yang direkam dan dibagikan (ke media sosial) secara online. Juga baru-baru ini, seekor beruang masuk ke ruang kelas dan "duduk di belakang seperti anak anjing," kata Ann Bryant, direktur eksekutif organisasi nirlaba Bear League, kepada CBS Sacramento.
Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon
Gel Duri Landak Berpotensi Sembuhkan Luka: Termasuk Luka akibat Tertusuk Duri?
Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Haiwan jinak ialah haiwan yang mentoleransi kehadiran manusia. Kejinakan ialah darjah sejauh mana seseekor haiwan menerima manusia. Seseekor haiwan mungkin jinak secara semula jadi, contohnya, dalam kes kejinakan pulau, atau menjadi jinak sebagai hasil penjinakan sengaja, satu proses semasa kecenderungan awal untuk mengelak manusia berkurang kepada darjah berubah-ubah. Kebolehjinakan seseekor haiwan ialah tahap kesukaran penjinakan seseekor haiwan. Kebolehjinakan mungkin berubah-ubah antara haiwan individual, baka, atau spesies.[1]
Penjinakan tidak patut dikelirukan dengan pembelajinakan.[2] Contohnya haiwan jalang adalah bela jinak, tetapi tidak dijinakkan.
Serupa, penjinakan adalah tidak sama dengan pelatihan haiwan, tetapi dalam sesetengah konteks istilah ini mungkin digunakan secara boleh saling tukar.
Beruang adalah binatang berbahaya. Bahkan beruang seperti panda yang menggemaskan pun bisa agresif, lho. Faktanya, beruang berevolusi sekitar 30 juta tahun yang lalu, dan semua beruang hari ini adalah keturunan dari nenek moyang Ursavus, yang kira-kira seukuran anjing gembala.
Namun, sekarang hanya ada delapan spesies beruang yang tersisa di dunia. Tetapi meskipun jumlahnya semakin berkurang, bertemu beruang liar di hutan bukanlah pertanda baik bagi manusia. Bahkan beruang terkecil pun bisa mematikan, dan sebagian besar spesies beruang pernah membunuh manusia.
Dengan semakin banyaknya pertemuan beruang dengan manusia karena perubahan iklim dan ekspansi manusia ke wilayah beruang, serangan beruang meningkat di seluruh dunia.
Bahkan, sekarang ini, ada dua beruang paling berbahaya yang berkembang biak dan menciptakan beruang pizzly. Berikut adalah beberapa beruang paling berbahaya yang pernah ada.
Beruang coklat mulai banyak menyerang manusia
Beruang coklat biasanya tidak menyerang manusia, tetapi karena manusia terus berkembang ke wilayah beruang, maka semakin banyak pertemuan manusia dengan beruang yang terjadi di Amerika Utara dan Rusia. Bervariasi dalam ukuran, beruang coklat bisa berbobot 226 kilogram, atau 680 kilogram untuk jantan besar.
Dikutip laman BBC, beruang coklat di Rumania juga terbukti cukup berbahaya, karena pada 2019, tiga laki-laki tewas diserang beruang dalam waktu kurang dari sebulan.
Nature menulis bahwa beruang coklat menyesuaikan perilaku mereka untuk menghindari manusia. Di Rusia, kurang dari 20 persen insiden dengan beruang coklat lebih mencerminkan "perilaku predator".
Nyaris Jadi ‘Sasaran’ Latihan Anjing
“Kami tentu tak berencana untuk memelihara seekor beruang. Dia tiba-tiba muncul di lapangan terbang,” kenang Andrei. “Saat itu, dia masih kecil, seukuran anak anjing. Dia masih perlu menyusu dari botol bayi. Dia seperti boneka. Selama setahun pertama, anak beruang sangat imut.”
Tak ada yang tahu apa yang harus dilakukan dengan Mansur. Mengembalikannya ke hutan pada usia itu bisa berakibat fatal. Dia bahkan tidak tahu bahwa beruang seharusnya berhibernasi (tidur panjang) selama musim dingin. “Pada musim dingin pertama, kami harus membuatnya tetap hangat. Dia tak tahu apa yang terjadi dengan tubuhnya,” kata Andrei. “Dia biasanya tertidur di pangkuanku.”
Kemudian, para pekerja di lapangan terbang memutuskan untuk meminta bantuan ahli. Kementerian Sumber Daya Alam dan Ekologi Tverskaya Oblast menghubungkan mereka dengan seorang ahli yang seharusnya membawa Mansur ke Cagar Alam Seliger. Namun, alih-alih ke cagar alam, Mansur malah dibawa ke fasilitas pelatihan anjing untuk melacak beruang. Ketika Andrei dan teman-temannya mengetahui hal tersebut, mereka buru-buru datang dan menyelamatkannya — Mansur benar-benar melompat kegirangan. “Untunglah kami sampai tepat waktu,” kata Andrei. “Kami bersyukur dia tidak pernah tahu nasib apa yang akan menimpanya di sana.” Si pemilik fasilitas pelatihan mengembalikan Mansur tanpa berdalih.
Mansur segera dibawa kembali ke lapangan terbang karena tak ada tempat lain. Para pilot juga berbicara dengan keluarga Pazhetnov yang dikenal karena merawat anak-anak beruang yang tersesat. Namun, Mansur dianggap terlalu jinak dan kini sudah terlambat untuk melepaskannya ke alam liar.
“Ketika beruang menerima manusia sebagai teman, dia tidak lagi takut padanya,” jelas Andrei. “Dia seharusnya bisa dikembalikan ke alam liar setelah setahun pertama dan dia akan bertahan dengan sangat baik. Namun setelah sekian lama bersama manusia, itu tidak mungkin. Dia akan mencari manusia. Jika dia memasuki desa, dia pasti akan ditembak.”
Sepertinya, Mansur memang ditakdirkan untuk tinggal di lapangan terbang. Masalahnya, dia semakin besar dan tak ada lagi tempat untuk menampungnya di Orlovka. Untunglah, ada tempat yang cocok di Kaluga (186 km di selatan Moskow), tepatnya di Lapangan Terbang Oreshkovo yang besar, yang mirip dengan lingkungan tempat Mansur dibesarkan.
Kisah Mansur tersebar luas dan membuat orang-orang tersentuh. Demi kelangsungan hidupnya, orang-orang menyumbang lebih dari 4 juta rubel (sekitar 876 juta rupiah) melalui penggalangan dana. Uang yang sangat banyak itu dipakai untuk membuat sebuah kandang terbuka, area yang luas dan aman di dalam hutan sungguhan. Di sana, Mansur bisa mencari semut, memanjat pohon, dan bahkan berenang (musim panas sebelumnya ia harus disiram air dengan selang).