Rumus Menghitung Pulley
Apa yang harus diperhatikan dalam menghitung RPM pulley?
Ada 4 hal yang harus diperhatikan, yaitu ukuran pulley, ukuran sabuk, jumlah gigi pulley, dan konfigurasi sabuk.
Tenaga Mesin Yang Digunakan Untuk Menggerakkan Pompa Air
N : Tenaga mesin yang diperlukan
Q : Debit air (m³/menit)
Pompa air merk Kawamoto FSR 50A (2”) diketahui :
debit air (Q) = 400 lt/menit atau 0,4 m³/menit, total head (H) = 17 m
Efisiensi pompa (EP) = 0,50. Berapa tenaga mesin yang diperlukan
Tenaga Mesin Yang Digunakan Untuk Menggerakkan Generator
N = Tenaga mesin yang diperlukan
ηp = Randemen pengopelan
0,8 = efisiensi generator
Generator merk Denyo FA-3;3 KW;efisiensi generator = 0,8; µp = 0,97
Berapa tenaga mesin yang diperlukan
Jadi mesin yang digunakan adalah RD 65 H/N karena tenaga kontinunya 5,5 HP
Selamat datang Sobat TeknoBgt! Apa kamu sedang mencari informasi tentang cara menghitung RPM pulley? Jika ya, maka kamu berada di tempat yang tepat. Artikel ini akan memberikan penjelasan lengkap tentang cara menghitung RPM pulley yang mudah dipahami oleh siapa saja.
Sebelum kita memulai tutorial cara menghitung RPM pulley, sebaiknya kita memahami dulu apa itu RPM pulley. RPM adalah singkatan dari Revolutions Per Minute atau putaran per menit dalam bahasa Indonesia. Sedangkan pulley adalah sebuah roda yang berbentuk cincin yang digunakan untuk mentransmisikan daya dari satu poros ke poros yang lainnya.
Oleh karena itu, pulley sering digunakan dalam berbagai mesin, seperti mesin penggerak, mesin generator, dan mesin lainnya. RPM pulley sendiri merupakan putaran roda pulley dalam satu menit.
Cara Menghitung RPM Pulley
Rumus Menentukan Pulley Motor
Rangkuman cara menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) bangunan dalam 3 kalimat: Rumus dasar perhitungan RAB adalah luas bangunan dikalikan harga satuan per meter persegi, contohnya untuk kamar berukuran 6x6 meter dengan harga Rp2,5 juta per meter persegi akan menghasilkan RAB Rp90 juta. Langkah-langkah lainnya meliputi menghitung volume pekerjaan, menentukan harga satuan
Menghitung Besar Putaran Pulley Penggerak CVT
Semua jenis usaha memiliki tingkat labor turnover (LTO) yang berbeda. Ada perusahaan yang punya turnover rate rendah, di mana sebagian besar karyawannya betah bertahan hingga pensiun. Namun, sebaliknya, ada juga yang punya turnover tinggi yang ditandai dengan pegawai yang keluar masuk silih berganti, di mana karyawan hanya bertahan satu atau dua tahun, atau bahkan hanya dalam hitungan bulan.
Umumnya perusahaan menghitung LTO dengan metode tahunan disesuaikan dengan periode anggaran perusahaan. Namun, ada cara lain menghitung LTO, yaitu dengan metode bulanan, yang mengukur persentase karyawan keluar dalam periode waktu bulanan.
Baca Juga: Menghitung Labor Turnover atau Turnover Rate Karyawan, Pentingkah?
LTO bulanan merupakan rasio karyawan yang keluar atau tidak lanjut bekerja, terhadap rata-rata jumlah karyawan dalam periode waktu bulanan. Rumus turnover rate bulanan adalah:
LTO = jumlah karyawan keluar_ x 100rata-rata jumlah karyawan
Misalnya jumlah karyawan yang keluar dalam tiga bulan terakhir adalah 10, sementara jumlah rata-rata karyawan periode itu 200 orang, maka LTO untuk tiga bulan adalah:
LTO = 10/200 x 100 = 5%
LTO bulanan ini lebih tepat diterapkan oleh perusahaan yang menggunakan periode tutup buku kurang dari setahun, misalnya periode tiga bulanan (trimester), empat bulanan (kuartal), atau enam bulanan (semester). Metode hitung ini juga cocok apabila perusahaan mempekerjakan karyawan PKWT dan pekerja musiman. Sebab, perputaran karyawan kontrak berdasarkan waktu tertentu bisa terjadi dalam hitungan bulan.
Dengan menghitung turnover rate karyawan dengan metode bulanan, HR dapat mengetahui persentase karyawan yang tidak lanjut bekerja atau keluar dari perusahaan dalam periode waktu yang lebih pendek, termasuk karyawan yang kontraknya habis. Sedangkan dalam kasus karyawan yang resign sukarela, HR dapat mengenali alasan apa yang paling banyak menyebabkan pengunduran diri tersebut.
Selain itu, manfaat lainnya adalah memetakan pada bulan apa terjadi turnover tertinggi di perusahaan. Ini berguna bagi HR dalam merumuskan program preventif yang tepat untuk menekan LTO.
LTO umumnya mengungkap masalah tersembunyi dalam organiasi. Turnover rate sering dikaitkan dengan masalah ketidakpuasan karyawan terhadap pekerjaan maupun perusahaan, sehingga mereka cenderung mencari yang lebih baik. Faktor penyebabnya tidak soal gaji semata, melainkan bisa karena alasan lain.
Para pakar SDM, misalnya Gallup Consultant, menemukan bahwa voluntary turnover di tempat kerja muncul karena rasa tidak bahagia dan tidak terlibat atau terikat secara emosional (enganged) dengan pekerjaan. Turnover ini dapat ditekan dengan meningkatkan employee engagement.
Sebagai contoh, karyawan yang kompeten bisa menjadi tidak produktif karena tidak dilibatkan dalam proyek penting, tidak mendapat pelatihan, atau hanya sebagai pelengkap tim kerja yang dibentuk atasan. Akibatnya ia merasa tersisih, merasa bukan bagian dari organisasi, dan bahkan tidak peduli dengan tujuan perusahaan. Ia menganggap pekerjaannya tak lebih dari rutinitas harian.
Gallup menggolongkan karyawan semacam ini ke dalam tipe not engaged, yang cirinya antara lain hanya fokus pada tugas harian, kurang inisiatif, dan cenderung menunggu perintah. Jika tidak ada solusi, maka karyawan akan bosan dan berubah menjadi actively disengaged dan tidak punya lagi semangat kerja.
Jika perusahaan memiliki banyak pekerja yang not engaged atau disengaged, maka kemungkinan turnover rate tinggi. Keputusan mereka untuk bertahan atau resign sama-sama merugikan perusahaan.
Jika mereka resign, perusahaan menanggung biaya rekrutmen pegawai pengganti yang lebih besar. Sebaliknya, apabila bertahan dan perusahaan tidak melakukan apa-apa, maka dapat menyebabkan inefisiensi karena perusahaan membayar biaya gaji karyawan yang tidak/kurang produktif.
Nah, untuk menganalisis apakah perusahaan kamu sudah efisien, maka perlu membandingkan jumlah tenaga kerja, produktivitas, dan biaya gaji yang dikeluarkan perusahaan. Kamu bisa menggunakan HRIS software Gadjian.
Aplikasi berbasis teknologi cloud ini memiliki fitur analisis kinerja karyawan yang menyajikan demografi pekerja di perusahaan. Data statistik per periode tertentu yang dapat kamu tetapkan sesuai kebutuhan akan memberikan informasi jumlah tenaga kerja (headcount) dan biaya gaji karyawan.
Baca Juga: Cara Menghitung Turnover Rate Tahunan Karyawan
Kamu dapat mengevaluasi apakah beban gaji karyawan sesuai dengan produktivitas yang dihasilkan. Jika gaji membengkak dan produktivitas rendah, maka kemungkinan ada karyawan yang demotivasi dan disengaged, sehingga HR perlu menerapkan strategi peningkatan engagement yang tepat.
Selain menganalisis kinerja dan biaya gaji, Gadjian sangat efisien untuk menghitung gaji karyawan setiap bulan, dengan memasukkan semua komponen seperti gaji pokok, tunjangan, lembur, bonus, THR, BPJS, dan PPh 21. Sistem hitung otomatis membuat aplikasi ini minim kesalahan.
Membayar gaji karyawan juga bisa menggunakan aplikasi penggajian yang terintegrasi dengan internet banking Mandiri Cash Management ini. Cukup sekali klik di Gadjian, gaji karyawan otomatis masuk ke rekening mereka masing-masing.
Rumus Menghitung Diameter Pulley Mesin Kerja
Dimana : D1 = Diameter pulley diesel (mm)
N1 = Putaran mesin penggerak (rpm)
D2 = Diameter pulley mesin kerja (mm)
N2 = Putaran mesin kerja
ηp = Randemen pengopela
untuk Flat belt : 0,9 – 0,93
untuk V belt : 0,95 – 0,97
Apa itu RPM pulley?
RPM pulley adalah putaran roda pulley dalam satu menit.
Cara Menghitung RPM Pulley
Untuk menghitung RPM pulley, kamu harus memahami 4 hal berikut:
Ukuran pulley dapat dihitung dengan mengukur diameter pulley. Diameter pulley dapat diukur menggunakan jangka sorong atau penggaris. Setelah itu, kamu dapat menghitung jari-jari pulley dengan membagi diameter dengan 2.
Rumus menghitung ukuran pulley:
Jari-jari pulley = diameter pulley ÷ 2
Ukuran sabuk dapat dilihat pada label sabuk atau dapat diukur dengan menggunakan penggaris. Ada dua ukuran sabuk yang harus diperhatikan, yaitu lebar sabuk dan panjang sabuk.
Cara Pengopelan & Rumus Menghitung Diameter Pulley di Mesin Diesel
Sebelum melakukan pengopelan terlebih dahulu harus diperhatikan hubungan antara tenaga mesin penggerak dan tenaga yang diperlukan oleh mesin kerja, sehingga dalam pengopelan akan mendapatkan hasil yang baik.
L untuk V pulley sekitar 500 – 800 mm
L untuk F pulley 3 – 4 m
Jumlah Gigi Pulley
Jumlah gigi pulley penting untuk menentukan rasio transmisi antara dua poros. Jumlah gigi pulley dapat dihitung dengan menghitung jumlah gigi yang terdapat pada pulley.
Konfigurasi sabuk dapat berupa V-belt atau flat-belt. Konfigurasi sabuk ini menentukan bagaimana sabuk akan mengikuti bentuk pulley.
Setelah memahami 4 hal di atas, kamu dapat menggunakan rumus sebagai berikut untuk menghitung RPM pulley:
RPM pulley = (diameter pulley 1 ÷ diameter pulley 2) x RPM motor
RPM pulley = (15 ÷ 10) x 1200 = 1800 RPM
Rumus apa yang digunakan untuk menghitung RPM pulley?
RPM pulley = (diameter pulley 1 ÷ diameter pulley 2) x RPM motor
Demikianlah tutorial tentang cara menghitung RPM pulley. Dengan memahami ukuran pulley, ukuran sabuk, jumlah gigi pulley, dan konfigurasi sabuk, kamu dapat dengan mudah menghitung RPM pulley. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.